Senin, 07 Desember 2009

Oalah cinta tho

Huff
cinta emang rumit
tapi nikmatin aja....

Biarkan jatuh cinta (ST 12)

*
Mata ini indah melihatmu
Rasa ini rasakan cintamu
Jiwa ini getarkan jiwamu
Jantung ini detakkan jantungmu

**
Dan biarkan aku padamu
Menyimpan sejuta harapan
Aku padamu
Rasa ini tulus padamu
Takkan berhenti
Sampai nanti ku mati

Reff:
Biarkan aku jatuh cinta
Pesona ku pada pandangan
Saat kita jumpa
Biarkan aku ‘kan mencoba
Tak perduli kau berkata
‘Tuk mau atau tidak

Tuk ST 12:

makasih banget lagu nya
aku harap lagu ini merupakan isi hati seseorang yang aku rindu di sana
semoga dia tak berubah, tetap saat waktu kita berjumpa

Selasa, 14 April 2009

dont give up

yang lalu biarlah berlalu

Sabtu, 11 April 2009

sengaja blog ini aku buat awut2 an dan tak dicategorikan...biar terlihat lebih natural dan bebas...

Senin, 23 Februari 2009

Eucheuma cottonii

Rumput laut (seaweed) atau yang lebih dikenal dengan ganggang merupakan organisme autotrof yang hidup di perairan. Struktur rumput laut tidak dapat dibedakan antara daun, batang dan akar. Keseluruhan tubuh rumput laut disebut thallus dengan bentuk yang bervariasi tiap spesiesnya. Rumput laut juga melakukan fotosintesis seperti halnya tumbuhan autotrof di darat. Rumput laut memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya sehingga panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi
Selain berperan dalam fotosintesis, pigmen pada rumput laut juga memberikan warna thallus, sehingga pigmentasi thallus dijadikan suatu dasar klasifikasi rumput laut. Rumput laut mengandung klorofil a, b, c, karotenoid dan juga khromatofor lain seperti, fikooxantin, fikoeritrin dan lain-lain (Sze, 1998). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, selain berpean dalam proses fotosintesis bagi organisme autotrof, klorofil dan karotenoid juga berperan bagi manusia.
Beberapa penelitian masa kini telah membuktikan bahwa klorofil mengandung zat antiperadangan, antibakteri, antiparasit, antioksidan dan zat-zat berkhasiat obat lainnya. Kerotenoid yang berada dalam rumput laut juga berperan sebagai antioksidan yaitu zat yang berfungsi memerangi radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh (Kurnia, 2005).
Eucheuma cottonii merupakan spesies rumput laut yang banyak dibudidayakan di perairan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan manfaat pikokoloidnya yang besar yaitu karaginan dan agar serta teknik budidayanya yang relatif mudah dan murah. Eucheuma cottonii merupakan rumput laut merah (Rhodophyta) yang kaya akan pigmen fotosintesis dan pigmen aksesoris lainnya, yaitu klorofil a, α-karoten, β-karoten, fikobilin, neozantin dan zeanthin (Luning, 1990). Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa kandungan pigmen dipengaruhi oleh logam dan mineral esensial dan non esensial.
Logam dan mineral hampir selalu ditemukan dalam air tawar ataupun air laut. Masuknya logam berat seperti Hg (merkuri), Pb (timbal), Zn (seng), Cd (kadmium) dan logam berat lainnya dalam perairan laut dengan konsentrasi yang berlebih dapat memberikan efek toksik bagi organisme laut baik hewan ataupun tumbuhan. Pb dan Cd merupakan logam berat yang beracun dan merupakan unsur non esensial bagi kehidupan organisme khususnya rumput laut. Rumput laut mengakumulasi logam berat dari lingkungan perairan tempat hidupnya (Lamai, dkk. 2005).
Berdasarkan Silvanindya (2003), terungkap bahwa Eucheuma cottonii yang dibudidayakan di perairan Situbondo mengakumulasi Pb dengan konsentrasi rata - rata berkisar antara 0, 19 – 0, 94 ppm. Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan Eucheuma cottonii menurun. Logam berat yang terdapat di perairan dapat diserap dan terakumulasi dalam thallus rumput laut. Pada prinsipnya logam berat mempengaruhi tumbuhan dengan cara mengganti kedudukan ion – ion esensial dalam sel. Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa beberapa spesies rumput laut bermanfaat dalam menyerap logam berat sehingga kandungan logam berat yang mencemari badan perairan dapat pindah atau masuk dalam thallus rumput laut. Logam berat dapat mengacau sistem metabolisme dan menurunkan produktifitas rumput laut. Akumulasi logam berat dipengaruhi oleh lama pemaparan. Hal ini dapat menyebabkan semakin lama pemaparan maka semakin banyak logam berat khususnya Pb yang terakumulasi dalam thallus.
Dengan mengetahui manfaat pigmen dan pengaruh logam berat terhadap metabolisme rumput laut maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh PbCl2 dan lama pemaparan terhadap pigmen klorofil dan fikoeritrin Eucheuma cottonii
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh PbCl2 dan lama pemaparan terhadap kandungan pigmen klorofil dan fikoeritrin Eucheuma cottoni.
Penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang memiliki kemampuan untuk mengakumulasi Pb dalam thallusnya. Timbal menyebabkan penurunan kandungan klorofil dan fikoeritrin. Semakin besar konsentrasi Pb media dan semakin lama pemaparan maka semakin besar Pb yang terakumulasi dan semakin sedikit kandungan klorofil dan fikoeritrin thallus E. cottonii. Pengaruh tertinggi Pb terhadap klorofil dan fikoeritrin terjadi pada konsentrasi Pb media 0,1 ppm pada 7 hari pemaparan yaitu sebesar 95,30 mg/kg untuk klorofil dan kandungan fikoeritrin sebanyak 53,45 mg/kg.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Australian and New Zealand Guidelines for Fresh and Marine Water Quality. Aquatic Ecosys Vol 2. Bab 8. www.deh.gov.au/water/quality/n wqms/pubs/volume 2-8-2,pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2006

Annonim. 2001. Hasil Penelitian Laboratorium Monitoring Lingkungan. Balai Riset dan Standarisasi Perdagangan dan Industri, Surabaya

Annonim. 2002. Plant Resources of South East Asia 15, Cryptogams: Algae. Prosea, Bogor

Annonim. 2005. Standar Operasional Prosedur. Balai Riset dan Standarisasi Perdagangan dan Industri, Surabaya

Annonim. 2005. Fotosintesis. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis. diakses 12 Nopember 2005

Ariyza. I. S. 2005. Phycocyanin Dari Mikroalga Bernilai Ekonomis Tinggi Sebagai Produk Industri. Oseana, vol XXX, no 3, hal 27-36

Aslan, L. M..1998. Budidaya Rumput Laut. Kanisius, Yogyakarta

Atmadja, W. 1996.Pengenalan Jenis Alagae Merah (Rhodophyta). Pengenalan Jenis Jenis Rumput Laut Indonesia. Atmadja, W. S., A, Kadi., Sulistijo dan Rahmaniar (Edd). Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta

Benavides. M. P., Susana. M. G., Maria. L. T. 2005. Cadmium Toxicity Plant. Brazilian Journal of Plant Physiology, vol XVII no 1.

Bregman, A. 1996. Laboratory Investigation In Cell and Molecular Biology. John Wiley and Sons, New York

Bryan, G. W. 1976. Some Aspects Of Heavy Metal Tolerance In Aquatic Organisms. Effect of Pollutans on Aquatic Organisms. Lockwood. A. P. M. (edd). Cambridgr University Press, England

Connel, D. W dan Miller. G. J. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas Indonesia Press, Jakarta
Dawes. J. C. 1981. Marine Botany. John Wiley and Sons, New York



Edward dan Z, Tarigan. 1987. Pengamatan Pendahuluan Kadar Pb, Cd, Cu dan Zn Dalam Air dan Biota di Teluk Ambon. Teluk Ambon Biologi, Perikanan, Oseanografi dan Geologi. Balai Penelitian Pengembangan Sumber Daya Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI, Ambon

Gasperz, V. 1991. Metode perancangan percobaan. Armico. Bandung.

Graham, L. E. dan Lee. W. W. 2000. Algae. Prentice Hall, United State of America

Granbom, M dan Marianne, P. 1999. Carbon acquisition strategies of the red alga Eucheuma denticulatum, artikel online, http//:www.springerlink.com, diakses tanggal 28 Februari 2006

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung

Indriani, H. dan Emi, S. 1992. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta

Jones, A. B. 1994. Influence of Nitrogen Source and Availability on Amino Acids, Pigments and Tissue Nitrogen of Gracilaria edulis (Rhodophyta). Tesis. University of Queensland, Australia.
www.marine.uq.edu.au/marbot/people/pdf/jones_honours_thesis_1994. diakses tanggal 10 Oktober 2005.

Kadi, A dan Wanda, A. 1988. Rumput Laut (Algae) Jenis, Reproduksi, Produksi, Budidaya dan Pasca Panen. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta

Kovacs, M. 1992. Biological Indicators in Enviromental Protection. Ellis Horwood Limited, England

Kurnia, K. 2005. Richard Martin Willstatter Anak Penjual Tekstil Penemu Klorofil. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 20 Nopember 2005

Lamai, C., Maleeya. K., Prayad. P., E. Suchart.U. dan Varasaya. S. 2005. Toxicity and Accumulation of Lead and Cadmium In The Filamenous Green Algae Cladopora fracta (O. F. Muller ex Vahl) Kutzing : A Laboratory Study. Scienceasia.Vol 31, hal. 121-127. http://www.scienceasia.tiac.or.th/PDF/ vol 31/v31_121_127.pdf. diakses tanggal 15 September 2005

Luning, K. 1990. Seaweed Their Environment, Biogeography and Ecophysiology. John Wiley and Sons, New York

Majangkun, J. S. 1999. Kajian Kepelbagaian Alga Marin di Perairan Pantai Lido Johor. Pkukmweb.ukm.my/~ahmad/botani/jenifer.htm diakses tanggal 15 September 2005

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta

Pinto. E., T. C. S. S. Kutner., M. A. S. Leitao., O. K. Okamoto., D. Morse dan P. Colapcalo. 2003. Heavy Metal Induced Oxidative Strees in Algae. Journal Phycol, vol 39, hal 1008-1018

Romimohtarto, K. 1985. Kualitas Air Dalam Budidaya Laut. Seafarming Workshop Report. Bandar Lampung.
www.fao.org/docrep/field/AB882E13.htm diakses tanggal 2 Agustus 2005

Sedana, I. G., Jack S.D.. Soehardi P. dan Nugroho A. 1985. Uji Coba Budidaya Rumput Laut di Plot Farm. http://www. fao.org/docrep/field.htm

Sharma. P dan Rama. S. D. 2005. Lead Toxicity in Plant. Brazilian Journal of Plant Physiology, vol XVII no 1.

Silvanandya. 2003. Studi Kandungan Logam Berat Pb Dalam Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Hasil Budidaya di Perairan Situbondo. Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Sulistijo. 1996. Perkembangan Budidaya Rumput Laut di Indonesia. Pengenalan Jenis Jenis Rumput Laut Indonesia. Atmadja, W. S., A, Kadi., Sulistijo dan Rahmaniar (Edd). Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta

Sze, P. 1998. A Biology of The Algae. McGraw Hill, New York

Triquet, C. A., D. Pain., G. Mouvais dan L. Pinault. 1992. Lead Poisoning in Water Fowl, Impact of Heavy Metal on The Environmental. J. P. Vernet (Edd). Elsevier, Netherland

Walpole, R. E dan Raymond. H. M. 1995. Ilmu Peluang Dan Statistika Untuk Insinyur Dan Ilmuan. Penerbit ITB, Bandung

Wong, M. K dan W. L. Tani. 1999. ASEAN Marine Water Quality Criteria For Lead. Marine Environment Division, Water Quality Management Bureau, Pollution Control Department, Singapore

CV Penulis

CURRICULUM VITAE
RIWAYAT HIDUP

WIRDHATUL MUSLIHATIN
SITUBONDO, JUNI 1984
ISLAM
WANITA
JL. KANGIAN BESUKI SITUBONDO
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS PASCASARJANA
GEDUNG FAKULTAS PETERNAKAN Lt. 5 WING 1 KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR
JL. RAYA DRAMAGA NO. 204 RT. 03 RW. 01
BABAKAN DRAMAGA BOGOR
wirdh@plasa.com - w_muslih@yahoo.com


RIWAYAT PENDIDIKAN
1. DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS PASCASARJANA IPB (2007-sekarang)
2. JURUSAN BIOLOGI FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) SURABAYA (2002 – 2006)

PENGALAMAN KERJA
1. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA (2007)
2. LABORATORIUM TUMBUHAN ITS SURABAYA (2005 - 2007)

PENGALAMAN PENELITIAN
1. PENGARUH TIMBAL TERHADAP KANDUNGAN PIGMEN
Eucheuma cottonii (2007)
2. KULTUR IN VITRO SAGU (Metroxylon sagu Rotbb.) (2008)




PENGALAMAN ORGANISASI DAN PELATIHAN
1. CENTER FOR ENTERPRENEUR DEVELOPMENT ITS (2006-2007)
2. TRAINER PELATIHAN KARYA TULIS MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA (2007)
3. TRAINER PELATIHAN KARYA TULIS MAHASISWA HIMA BIOLOGI ITS (2007)
4. TRAINER PELATIHAN KARYA TULIS MAHASISWA ITS (2007)
5. TECHNOPRENEUR STUDENT LEMELSON FOUNDATION IPB (2006)
6. PEMAKALAH SEMINAR NASIONAL BIOLOGI ITS (2006)
7. TRAINER PELATIHAN MIKROBIOLOGI HIMA BIOLOGI ITS (2005)
8. BERBAGAI KEGIATAN HIMA BIOLOGI ITS (2002-2006)

KARYA TULIS YANG PERNAH DIBUAT
1. UPAYA PENINGKATAN MUTU HASIL PANEN EUCHEUMA COTTONII DI KABUPATEN SITUBONDO (LKTM 2004)
2. ARTIFICIAL REEF SEBAGAI PELINDUNG PANTAI DAN EKOSISTEM ALAMI (PKM 2004)
3. KITOSAN DARI SISA PENGOLAHAN UDANG SEBAGAI KOAGULAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL (LKTM 2005)
4. TEKNIK PEMIJAHAN KERAPU MACAN (epinephelus fuscoguttatus) DI BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO (KERJA PRAKTIK LAPANGAN 2005)
5. POTENSI DAN NILAI TAMBAH KITOSAN DARI SISA PENGOLAHAN UDANG SEBAGAI KOAGULAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL (PKM 2005)
6. LIMBAH PLASTIK SEBAGAI SUPLEMEN BAHAN BAKAR DIESEL DENGAN MEMANFAATKAN LARUTAN BIOETANOL MOLASSES (LKTM 2006)
9. BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PLASTIK DAN BIOETANOL MOLASSES SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI SOLAR KONVENSIONAL (TEKNOPRENEURSHIP MAHASISWA 2006)
10. PENGARUH TIMBAL (PB) TERHADAP PIGMEN Eucheuma cottonii (Skripsi 2006)

MOTTO
SESUDAH KESULITAN PASTI ADA KEMUDAHAN, 2X
JADI TERUS SEMANGAT, PANTANG MENYERAH DAN SMILE

Minggu, 08 Februari 2009

Iran...iran....

Satelit pertama Iran yang diberi nama Omid (harapan) itu diluncurkan dari lokasi rahasia. "Dengan restu Tuhan dan semangat keadilan serta perdamaian, Republik Islam Iran telah secara resmi tercatat di angkasa luar," papar Ahmadinejad saat memimpin peluncuran satelit domestik pertama Iran (Jawa Pos 4 Februari 2009).

Selamat pak Presiden Iran Ahmadinejad yang terhormat, pantang mundur dan terus maju
Negara Islam harus bangkit
Selamat dan semangat selalu
Semoga Allah selalu menuntun anda di jalan yang lurus dan benar
Jangan dengarkan prasangka buruk para negara yang iri dan syirik

Seperti biasa, tiap langkah Iran langsung mengundang reaksi keras Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat sekutunya. "Militer AS mendeteksi peluncuran rudal Iran ke luar angkasa. Tapi, tidak bisa dikonfirmasikan apakah rudal tersebut mengusung satelit seperti yang diberitahukan," ujar salah seorang pejabat senior Pentagon, seperti dikutip Associated Press kemarin (3/2). (Jawa Pos 4 Februari 2009).

Bersamaan dengan itu, Prancis mengonfirmasikan bahwa Iran telah meluncurkan satelit. Tapi, mereka mengaku tidak diberitahu sebelumnya. "Pemerintah khawatir telah terjadi perkembangan signifikan yang bisa mengarah pada penciptaan rudal balistik," terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Eric Chevallier, seperti dikutip Reuters. "Sebab, teknologi balistik yang dipakai mengorbitkan satelit, juga bisa digunakan untuk meluncurkan senjata." (Jawa Pos 4 Februari 2009).

Tuh kan...... mereka mulai syirik dan buruk sangka
Weleh2 mau maju kok di curigain terus.......
Emang orang pinter cuma AS, Prancis, Inggris dll
kita kaum dan negara Muslim tambah lebih pinter lho......ojo salah

Selamat pak Presiden Iran Ahmadinejad yang terhormat
Semoga negara negara Muslim di muka bumi ini menjadi lebih baik dan amanah dengan ridlo Allah SWT

Senin, 26 Januari 2009

Variasi Somaklonal

Metode keragaman somaklonal merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman non introgresi karena keragaman genetik diinduksi pada tanaman itu sendiri melalui teknik kultur jaringan (Wattimena 2000). Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk merakit varietas unggul baru.
Tujuan penulisan makalah ini adalah 1). mempelajari dan mengetahui kejadian keragaman somaklonal melalui kultur in vitro; 2). mengetahui keuntungan dan kerugian keragaman somaklonal; 3). mempelajari keragaman somaklonal pada kentang (Solanum tuberosum L.) dan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) hasil kultur in vitro.

2. Keragaman Somaklonal
Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik yang dihasilkan melalui kultur jaringan (Larkin dan Scowcroft 1981, diacu dalam Wattimena et al. 1992). Regenerasi tanaman secara in vitro dari suatu eksplan didahului oleh proses pembentukan kalus (dideferensiasi dan poliferasi sel) dan diakhiri dengan pembentukan planlet. Menurut Wattimena et al (1992) keragaman somaklonal berasal dari keragaman genetik eksplan dan keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan. Keragaman pada eksplan disebabkan adanya sel-sel bermutasi maupun adanya polisomik dari jaringan tertentu. Keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan disebabkan oleh penggandaan jumlah kromosom (fusi endomitosis), perubahan struktur kromosom (pindah silang), perubahan gen dan sitoplasma (Evans & Sharp 1986, diacu dalam Wattimena 1992). Dengan demikian, dari kultur jaringan dapat diseleksi genotipe yang berguna bagi pemuliaan tanaman. Keragaman genetik dapat dicapai antara lain melalui fase tak berdiferensiasi yang relatif panjang (Wattimena 1992).
Keragaman somaklonal dapat ditingkatkan dengan pemberian mutagen baik fisik seperti sinar X, gamma maupun kimiawi seperti penambahan Etil Metan Sulfonat (EMS), diaetl sulfat (DES), etilin amin (EM), metal nitroso urea (MNH) dan etil nitroso urea (ENH) pada media.

3. Keuntungan dan Kerugian Keragaman Somaklonal
Keragaman somaklonal menyebabkan keragaman yang luas dalam morfologi. Keragaman somaklonal tidak mempengaruhi semua sifat dan tidak selalu menguntungkan tetapi dalam seleksi kemungkinan dapat diperoleh varietas yang berguna Misalnya peningkatan ketahanan terhadap herbisida, imidazilinone, Helminthosporium sativum toleransi garam, juga terhadap pembekuan, kualitas butir dan kandungan protein pada gandum, serta peningkatan ukuran biji dengan kandungan protein yang tinggi pada padi (Hutami et al. 2006). Dalam propogasi in vitro yang tidak menguntungkan adalah progeni tidak true to type biasanya bernilai rendah.

3. Keragaman Somaklonal Pada Kentang (Solanum tuberosum) dan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
Kentang hasil kultur in vitro menunjukkan keragaman sitogenik yang tinggi sebagai akibat ketidakstabilan nukleus pada saat segregasi baik struktur DNA. Keragaman pada kentang (Solanum tuberosum L.) telah dipelajari dalam berbagai macam sifat seperti, morfologi, sifat-sifat umbi, resistensi terhadap penyakit, struktur dan jumlah kromosom, nukleus dan DNA mitokondria (Wattimena et al. 1992). Bajaj (1986) diacu dalam Wattimena et al (1992) menyatakan bahwa tanaman somaklonal yang diperoleh dari kultur protoplasma kalus 3 kultivar kentang memiliki keragaman morfologi terutama bentuk, warna dan ukuran umbinya.
Sianipar et al (2007) melakukan penelitian tentang abnormalitas kelapa sawit sebagai akibat dari keragaman somaklonal kultur in vitro. Eksplan diambil dari daun muda yang belum mekar berasal dari pohon kelapa sawit. Embriosomatik pada tahap globular normal mempunyai bentuk bulat dan bipolar sedangkan abnormal dengan bentuk lonjong, bulat tidak beraturan, dan tidak bipolar. Tahap hati normal memiliki bidang polarisasi sel asimetri sedangkan abnormal memiliki bidang polarisasi tidak simetri. Tahap kotiledon normal memiliki 1 kotiledon sedangkan abnormal memiliki lebih dari 1 kotiledon.

3. Simpulan
keragaman somaklonal berasal dari keragaman genetik eksplan dan keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan. Perubahan genetik karena perubahan jumlah dan struktur kromosom. Ekspresi perubahan genetik dapat diketahui pada tingkat morfologi, fisiologi dan biokimia. Keragaman somatik dapat diinduksi secara alami maupun dengan mutagen. Keragaman somaklonal memiliki aspek positif dan negatif. Keragaman somaklonal dapat menghasilkan varietas yang berguna namun teknik ini sering membingungkan karena tidak ada kepastian hasil dan keraguan tentang kestabilan sifat dan kultivar somaklonal.

teknologi sibrid

PENCAMPURAN ORGANEL DAN PENYUSUNAN KEMBALI DNA MITOKONDRIA PADA HIBRID SOMATIK DAN SIBRID BRASSICA.
Organelle assortment and mitochondrial DNA rearragements in Brassica somatic hybrids and Cybrids (E. D. Earle., M. Temple and T. W. Walters)

Tujuan utama fusi adalah untuk memperoleh kombinasi gen nukleus baru, Hal ini sangat menarik dan penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam sitoplasma karena interaksi nukleus dapat mempengaruhi fenotip tanaman dan fertilitas. Tujuan spesifik dari fusi adalah untuk mengubah sitoplasma, hasil yang diinginkan adalah suatu kombinasi baru nukleus – sitoplasma, kloroplas - mitokondria, atau tipe baru dari molekul DNA mitokondria (mt).
Hasil fusi protoplas berbeda tidak hanya di dalam DNA organel tetapi juga pada pewarisan fenotipe maternal, seperti sitoplasma jantan steril (cms), yang berhubungan dengan bentuk morfologi bunga, warna daun, resistensi terhadap herbisida, antibiotik, atau toksin, dan lain sebagainya. Fenotipe-fenotipe hasil fusi berhubungan dengan informasi DNA organelnya. Kesimpulan umum tentang kondisi dari organel-organel yang dihasilkan dari fusi yaitu, 1). Pencampuran kloroplas dan mitokondria sebagai hasil fusi secara umum digambarkan saling bebas; 2). Untuk kloroplas, hanya satu tipe parental yang sesuai walaupun pencampuran kloroplas mungkin tetap terjadi bahkan di dalam keturunan hasil fusi. Rekombinasi DNA kloroplas yang muncul jarang terjadi dan/ atau tidak mudah dideteksi; 3). Untuk mitokondria. Biasanya pemisahan tidak selalu terjadi dan menyebabkan terjadinya rekombinasi DNA; 4). bentuk organel dengan fenotipe hasil fusi dari beberapa spesis menunjukkan bahwa cms disandikan oleh mitokondria, bukan oleh kloroplas. Faktor yang mempengaruhi hasil fusi anatara lain adalah, Jenis sel dari protoplas yang diisolasi, perlakuan awal pada protoplas sebelum fusi, kondisi kultur, nucleus dan Organel.
Brassica banyak dipelajari karena memiliki nilai ekonomi cukup tinggi karena tanaman itu termasuk penghasil minyak sayur (minyak lobak) dan sayur-mayur penting (kubis, brokoli, bunga kol, sayuran brussels, dan lain lain), dan bumbu-bumbu bermanfaat. Genus ini terdiri dari tiga jenis diploid, (B. campestris, B.oleracea, B. nigra) dan tiga amfidiploid (B. napus, B. carinata, B.juncea) sebagai hasil kombinasikan dua genom diploid. Kebanyakan studi in vitro dari Brassica difokuskan pada B. campestris, B.oleracea dan/atau amfidiploid B.napus. Brassica secara agronomis membawa sifat pewarisan fenotipe maternal. Kloroplas dapat menyandi sifat resistensi terhadap herbisida triazin yang awalnya ditemukan pada B. campestris yang di pindahkan secara seksual pada B. napus. Beberapa tipe dari mitokondria yang menyandi cms telah diketahui, misalnya agura, nigra, polima, napus, dan lain sebagainya. Ogura cms, yang berasal dari lobak (Raphanus sativus), bersifat klorosis pada suhu rendah; daun-daun muda dari bibit ogura cms yang tumbuh pada 10oC menjadi kuning saat benih tidak dalam keadaan fertil dalam waktu beberapa minggu. Pada musim dingin klorosis dari ogura cms berkurang. Nigra cms adalah penyandi petaloid yang diperoleh dari perpindahan sitoplasma secara seksual dari B.nigra ke dalam B. oleracea. Fusi menyebabkan perpindahan kloroplas Raphanus yang mengandung ogura cms B. napus dengan kloroplas Brassica dari B.napus fertil untuk menghilangkan klorosis pada suhu rendah.
Beberapa jenis sibrid B.oleracea dihasilkan secara spontan. Fusi ogura cms protoplas daun bunga kol dengan protoplas hipokotil jantan fertil B. napus yang resisten terhadap atrazin tidak hanya menghasilkan hibrid somatik napoleracea tetapi juga sibrid-sibrid bunga kol yang memiliki kloroplas yang resisten terhadap atrazin dan mengubah mitokondria B. napus hasil fusi.
Tanaman bunga kol yang resisten terhadap Atrazina ditemukan menjadi tetraploid. Keturunan dari tanaman ini tumbuh vigor dan resisten terhadap atrazin.
Dua bentuk isogen yang berkerabat dekat dari bunga kol, ogura cms dan fertil difusikan untuk menguji pengaruh jenis sel dan perlakuan pendahuluan pada populasi organel. Kalus hasil fusi awalnya digolongkan dalam satu dari empat kategori: 'Brassica, ogura, mixed atau pencampuran dan non parental. Perbedaan kalus tidak berhubungan dengan ukuran dan umur kalus. Tipe sel dan perlakuan berpengaruh terhadap mitokondria. Terbukti bahwa perlakuan iodoacetat pada hipokotil mereduksi munculnya mtDNA. Ketika protoplas hipokotil dari Brassica jantan fertil diberi perlakuan dengan iodoacetat menghasilkan Brassica dengan mt genom yang tidak lengkap. Fusi protoplas dari hipokotil ogura cms menunjukkan berkurangnya sekuen DNA yang muncul.

Kamis, 22 Januari 2009

catatan seorang musafir

Catatan Seorang Musafir

Seorang musafir adalah musafir
Musafir……
tak pernah lelah tuk melangkah, lanjutkan perjalanan ke tempat tempat yang jauh
tempat ia gantungkan cita cita, harapan dan cinta
Musafir….
Tak pernah lelah untuk berusaha mengerti, memahami semua yang ditakdirkan Tuhannya
Ia terus berjuang demi impian dan masa depan
Musafir…..
Suatu saat akan lelah
Berlabuh ….
Melepas semua payah dan duka
Bercerita tentang suka dan bahagia…..
Musafir……
Menemukan hal hal baru yang menakjubkan
Singgah ditempat baru, mengenal hari baru bersama cinta baru…
Tak kan lama dan segera berlalu…
Musafir….
di setiap singgah,
melukis kisah hidupnya dengan kanvas
bahagia-duka, senyum-airmata, ketulusan-dengki, cinta-luka, harapan-sesal…
tuagkan warna warna hidup dengan apa adanya
Musafir…
Tampak kuat dan tegar bagai angkuhnya karang
Selalu tersenyum tuk hangatkan setiap hati yang ia sentuh
Namun musafir adalah manusia biasa
Entah rasa apa yang tersimpan di hatinya
Andai rasa dan hatinya bisa bicara
Ia akan bercerita…………..
Betapa susah payahnya ia berdiri
Menata ulang hatinya yang telah luluh lantak akibat cerita cerita sedih yang lalu
Betapa beratnya ia membuka mata menatap cinta yang baru tapi samar…
Tak ada yang tahu, betapa hancur lebur perasaannya karena
Kasih yang tak ia harapkan dan kasih yang tak sampai…
Tapi musafir tetap tegar
Berbekal kasih sayang Tuhannya,
Do’a orang orang yang tulus mencintaianya, tanpa pamrih…
Ia nyalakan kembali semangatnya, bangun lagi impiannya, berdiri tegak, bidang dan menantang…
Betapapun hancur hatinya…..
Betapapun koyak perasaannya…
Ia tetaplah musafir…
Ia hanyalah musafir…..
Melanjutkan perjalanan…
Mengganti cinta lama dengan yang baru
Ia lucuti semua bahagia dan sakitnya dengan penuh harapan indah
Wlo ia tahu pasti…
Di tempat singgah berikutnya ia akan bahagia dan sakit lagi
Tapi ia semakin bijak, bersyukur dan mengerti tentang hidupnya dan mengapa ia terlahir…
Dan ia akan semakin dekat dengan titik TUJUANNYA….
Musafir….
Pasti akan berlabuh….
Pada tempat yang damai…
Hati yang terbuka menerimanya apa adanya dan cinta yang sejati….
KARENA IA YAKIN AKAN NIKMAT TUHANNYA

nasihat dari peterpen

Terus melangkah meninggalkan mu
belah hati perhatikan sikap mu
jalan pikiran mu buatku ragu
engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkah ku
biarlah semua berlalu
biar hujan menghapus jejak mu

bijak

Seven social sins
Politics without principle
Wealth without work
Pleasure without conscience
Knowlwdge without character
Commerce without morality
Science without humanity
Worship without sacrifice

Mahatma Gnadhi

hero ala SBY

There are two kinds of hero. Hero es who shine in the face of great adversity, who perform an amazing feat in a difficult situation. And heroes who live among us, who do their work without ceremony, unnoticed by many of us, but who make a difference in the lifes of others. Heroes a selfless people who perform extraordinary acts. The mark of heroes is not necessarily the result of their action, but what they are willing to do for others and for they chosen cause….The glory lies not in the achievement but in the sacrifice (disalin kemballi dari buku memimpin ala SBY, penulis : DR. Dino Patti Djalal).

Metroxylon sagu

Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) merupakan tanaman asli Indonesia yang diperkirakan berasal dari daerah Sentani Papua, dimana terdapat keragaman plasma nutfah yang paling tinggi. Daerah persebaran sagu meliputi wilayah tropika basah Asia dan Oceania. Sagu tumbuh terutama di daerah rawa, payau atau daerah yang sering tergenang air. Indonesia memiliki areal sagu yang cukup luas. Areal sagu terluas terdapat di Papua seluas 1,2 juta hektar dan Papua Nugini seluas 1,0 juta hektar yang merupakan 90% dari total areal sagu dunia (Flach 1997).
Sagu memiliki potensi sebagai sumber bahan pangan dan non pangan Hampir semua bagian tanaman, daun, batang dan pelepah dapat dimanfaatkan. Sagu sebagai bahan pangan dimanfaatkan sebagian besar dalam bentuk aci sagu yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti mie, roti dan sirup. Pemanfaatan sagu sebagai bahan non pangan yaitu bioetanol, plastic biodegradable, bahan perekat, briket, bahan bangunan dan lainnya. Kandungan sagu yang paling banyak dimanfaatkan adalah pati yang terdapat dalam batang. Sagu merupakan tananaman penghasil karbohidrat (pati) yang memiliki produktifitas tinggi. Kandungan karbohidrat sagu dapat mencapai 700 kg pati basah per batang atau 15 – 25 ton pati kering per hektar per tahun (Flach 1997). Kandungan karbohidrat sagu lebih tinggi daripada beras (Djoefrie 1999). Aci sagu mengandung amilosa 27% dan amilopektin 73% (Flach 1997).
Sagu merupakan tanaman palma tahunan yang umumnya diperbanyak secara vegetatif dengan tunas anakan yang tumbuh di sekitar batang utama (induk). Perbanyakan sagu dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji. Namun perbanyakan dengan biji jarang terjadi karena pada umumnya sagu dipanen sebelum masa reproduktif dan sebagian besar biji sagu tidak dapat berkecambah. Persediaan tunas anakan yang seragam merupakan hambatan utama dalam pembukaan perkebunan sagu (Jong 1995). Salah satu cara untuk memproduksi bahan tanam yang seragam dengan jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat adalah dengan teknik kultur jaringan atau kultur in vitro.

Selasa, 20 Januari 2009

Lari terus

Ternyata
tak ada seorangpun yang dapat menhentikan ku....
aku terus berlalri, lari dan lari....
tak ada seorangpun yang sanggup hentikan aku dan buatku berlabuh...

jujur...
aku ingin dihentikan,aku ingin berlabuh

sudah kucoba
namun sia sia
mungkin belum waktunya
kini
aku harus kembali berlari jauh dan jauh...
walau rasa ini mulai lelah
namun semangat tak akan pernah lemah

Sabtu, 17 Januari 2009

Hobby

Lewat blog ini aku ingin menyalurkan hobi ku yang menghasilkan dan membuatku bisa berdiri seperti saat ini yaitu nulis dan nGoMonG