Senin, 26 Januari 2009

Variasi Somaklonal

Metode keragaman somaklonal merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman non introgresi karena keragaman genetik diinduksi pada tanaman itu sendiri melalui teknik kultur jaringan (Wattimena 2000). Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk merakit varietas unggul baru.
Tujuan penulisan makalah ini adalah 1). mempelajari dan mengetahui kejadian keragaman somaklonal melalui kultur in vitro; 2). mengetahui keuntungan dan kerugian keragaman somaklonal; 3). mempelajari keragaman somaklonal pada kentang (Solanum tuberosum L.) dan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) hasil kultur in vitro.

2. Keragaman Somaklonal
Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik yang dihasilkan melalui kultur jaringan (Larkin dan Scowcroft 1981, diacu dalam Wattimena et al. 1992). Regenerasi tanaman secara in vitro dari suatu eksplan didahului oleh proses pembentukan kalus (dideferensiasi dan poliferasi sel) dan diakhiri dengan pembentukan planlet. Menurut Wattimena et al (1992) keragaman somaklonal berasal dari keragaman genetik eksplan dan keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan. Keragaman pada eksplan disebabkan adanya sel-sel bermutasi maupun adanya polisomik dari jaringan tertentu. Keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan disebabkan oleh penggandaan jumlah kromosom (fusi endomitosis), perubahan struktur kromosom (pindah silang), perubahan gen dan sitoplasma (Evans & Sharp 1986, diacu dalam Wattimena 1992). Dengan demikian, dari kultur jaringan dapat diseleksi genotipe yang berguna bagi pemuliaan tanaman. Keragaman genetik dapat dicapai antara lain melalui fase tak berdiferensiasi yang relatif panjang (Wattimena 1992).
Keragaman somaklonal dapat ditingkatkan dengan pemberian mutagen baik fisik seperti sinar X, gamma maupun kimiawi seperti penambahan Etil Metan Sulfonat (EMS), diaetl sulfat (DES), etilin amin (EM), metal nitroso urea (MNH) dan etil nitroso urea (ENH) pada media.

3. Keuntungan dan Kerugian Keragaman Somaklonal
Keragaman somaklonal menyebabkan keragaman yang luas dalam morfologi. Keragaman somaklonal tidak mempengaruhi semua sifat dan tidak selalu menguntungkan tetapi dalam seleksi kemungkinan dapat diperoleh varietas yang berguna Misalnya peningkatan ketahanan terhadap herbisida, imidazilinone, Helminthosporium sativum toleransi garam, juga terhadap pembekuan, kualitas butir dan kandungan protein pada gandum, serta peningkatan ukuran biji dengan kandungan protein yang tinggi pada padi (Hutami et al. 2006). Dalam propogasi in vitro yang tidak menguntungkan adalah progeni tidak true to type biasanya bernilai rendah.

3. Keragaman Somaklonal Pada Kentang (Solanum tuberosum) dan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
Kentang hasil kultur in vitro menunjukkan keragaman sitogenik yang tinggi sebagai akibat ketidakstabilan nukleus pada saat segregasi baik struktur DNA. Keragaman pada kentang (Solanum tuberosum L.) telah dipelajari dalam berbagai macam sifat seperti, morfologi, sifat-sifat umbi, resistensi terhadap penyakit, struktur dan jumlah kromosom, nukleus dan DNA mitokondria (Wattimena et al. 1992). Bajaj (1986) diacu dalam Wattimena et al (1992) menyatakan bahwa tanaman somaklonal yang diperoleh dari kultur protoplasma kalus 3 kultivar kentang memiliki keragaman morfologi terutama bentuk, warna dan ukuran umbinya.
Sianipar et al (2007) melakukan penelitian tentang abnormalitas kelapa sawit sebagai akibat dari keragaman somaklonal kultur in vitro. Eksplan diambil dari daun muda yang belum mekar berasal dari pohon kelapa sawit. Embriosomatik pada tahap globular normal mempunyai bentuk bulat dan bipolar sedangkan abnormal dengan bentuk lonjong, bulat tidak beraturan, dan tidak bipolar. Tahap hati normal memiliki bidang polarisasi sel asimetri sedangkan abnormal memiliki bidang polarisasi tidak simetri. Tahap kotiledon normal memiliki 1 kotiledon sedangkan abnormal memiliki lebih dari 1 kotiledon.

3. Simpulan
keragaman somaklonal berasal dari keragaman genetik eksplan dan keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan. Perubahan genetik karena perubahan jumlah dan struktur kromosom. Ekspresi perubahan genetik dapat diketahui pada tingkat morfologi, fisiologi dan biokimia. Keragaman somatik dapat diinduksi secara alami maupun dengan mutagen. Keragaman somaklonal memiliki aspek positif dan negatif. Keragaman somaklonal dapat menghasilkan varietas yang berguna namun teknik ini sering membingungkan karena tidak ada kepastian hasil dan keraguan tentang kestabilan sifat dan kultivar somaklonal.

teknologi sibrid

PENCAMPURAN ORGANEL DAN PENYUSUNAN KEMBALI DNA MITOKONDRIA PADA HIBRID SOMATIK DAN SIBRID BRASSICA.
Organelle assortment and mitochondrial DNA rearragements in Brassica somatic hybrids and Cybrids (E. D. Earle., M. Temple and T. W. Walters)

Tujuan utama fusi adalah untuk memperoleh kombinasi gen nukleus baru, Hal ini sangat menarik dan penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam sitoplasma karena interaksi nukleus dapat mempengaruhi fenotip tanaman dan fertilitas. Tujuan spesifik dari fusi adalah untuk mengubah sitoplasma, hasil yang diinginkan adalah suatu kombinasi baru nukleus – sitoplasma, kloroplas - mitokondria, atau tipe baru dari molekul DNA mitokondria (mt).
Hasil fusi protoplas berbeda tidak hanya di dalam DNA organel tetapi juga pada pewarisan fenotipe maternal, seperti sitoplasma jantan steril (cms), yang berhubungan dengan bentuk morfologi bunga, warna daun, resistensi terhadap herbisida, antibiotik, atau toksin, dan lain sebagainya. Fenotipe-fenotipe hasil fusi berhubungan dengan informasi DNA organelnya. Kesimpulan umum tentang kondisi dari organel-organel yang dihasilkan dari fusi yaitu, 1). Pencampuran kloroplas dan mitokondria sebagai hasil fusi secara umum digambarkan saling bebas; 2). Untuk kloroplas, hanya satu tipe parental yang sesuai walaupun pencampuran kloroplas mungkin tetap terjadi bahkan di dalam keturunan hasil fusi. Rekombinasi DNA kloroplas yang muncul jarang terjadi dan/ atau tidak mudah dideteksi; 3). Untuk mitokondria. Biasanya pemisahan tidak selalu terjadi dan menyebabkan terjadinya rekombinasi DNA; 4). bentuk organel dengan fenotipe hasil fusi dari beberapa spesis menunjukkan bahwa cms disandikan oleh mitokondria, bukan oleh kloroplas. Faktor yang mempengaruhi hasil fusi anatara lain adalah, Jenis sel dari protoplas yang diisolasi, perlakuan awal pada protoplas sebelum fusi, kondisi kultur, nucleus dan Organel.
Brassica banyak dipelajari karena memiliki nilai ekonomi cukup tinggi karena tanaman itu termasuk penghasil minyak sayur (minyak lobak) dan sayur-mayur penting (kubis, brokoli, bunga kol, sayuran brussels, dan lain lain), dan bumbu-bumbu bermanfaat. Genus ini terdiri dari tiga jenis diploid, (B. campestris, B.oleracea, B. nigra) dan tiga amfidiploid (B. napus, B. carinata, B.juncea) sebagai hasil kombinasikan dua genom diploid. Kebanyakan studi in vitro dari Brassica difokuskan pada B. campestris, B.oleracea dan/atau amfidiploid B.napus. Brassica secara agronomis membawa sifat pewarisan fenotipe maternal. Kloroplas dapat menyandi sifat resistensi terhadap herbisida triazin yang awalnya ditemukan pada B. campestris yang di pindahkan secara seksual pada B. napus. Beberapa tipe dari mitokondria yang menyandi cms telah diketahui, misalnya agura, nigra, polima, napus, dan lain sebagainya. Ogura cms, yang berasal dari lobak (Raphanus sativus), bersifat klorosis pada suhu rendah; daun-daun muda dari bibit ogura cms yang tumbuh pada 10oC menjadi kuning saat benih tidak dalam keadaan fertil dalam waktu beberapa minggu. Pada musim dingin klorosis dari ogura cms berkurang. Nigra cms adalah penyandi petaloid yang diperoleh dari perpindahan sitoplasma secara seksual dari B.nigra ke dalam B. oleracea. Fusi menyebabkan perpindahan kloroplas Raphanus yang mengandung ogura cms B. napus dengan kloroplas Brassica dari B.napus fertil untuk menghilangkan klorosis pada suhu rendah.
Beberapa jenis sibrid B.oleracea dihasilkan secara spontan. Fusi ogura cms protoplas daun bunga kol dengan protoplas hipokotil jantan fertil B. napus yang resisten terhadap atrazin tidak hanya menghasilkan hibrid somatik napoleracea tetapi juga sibrid-sibrid bunga kol yang memiliki kloroplas yang resisten terhadap atrazin dan mengubah mitokondria B. napus hasil fusi.
Tanaman bunga kol yang resisten terhadap Atrazina ditemukan menjadi tetraploid. Keturunan dari tanaman ini tumbuh vigor dan resisten terhadap atrazin.
Dua bentuk isogen yang berkerabat dekat dari bunga kol, ogura cms dan fertil difusikan untuk menguji pengaruh jenis sel dan perlakuan pendahuluan pada populasi organel. Kalus hasil fusi awalnya digolongkan dalam satu dari empat kategori: 'Brassica, ogura, mixed atau pencampuran dan non parental. Perbedaan kalus tidak berhubungan dengan ukuran dan umur kalus. Tipe sel dan perlakuan berpengaruh terhadap mitokondria. Terbukti bahwa perlakuan iodoacetat pada hipokotil mereduksi munculnya mtDNA. Ketika protoplas hipokotil dari Brassica jantan fertil diberi perlakuan dengan iodoacetat menghasilkan Brassica dengan mt genom yang tidak lengkap. Fusi protoplas dari hipokotil ogura cms menunjukkan berkurangnya sekuen DNA yang muncul.

Kamis, 22 Januari 2009

catatan seorang musafir

Catatan Seorang Musafir

Seorang musafir adalah musafir
Musafir……
tak pernah lelah tuk melangkah, lanjutkan perjalanan ke tempat tempat yang jauh
tempat ia gantungkan cita cita, harapan dan cinta
Musafir….
Tak pernah lelah untuk berusaha mengerti, memahami semua yang ditakdirkan Tuhannya
Ia terus berjuang demi impian dan masa depan
Musafir…..
Suatu saat akan lelah
Berlabuh ….
Melepas semua payah dan duka
Bercerita tentang suka dan bahagia…..
Musafir……
Menemukan hal hal baru yang menakjubkan
Singgah ditempat baru, mengenal hari baru bersama cinta baru…
Tak kan lama dan segera berlalu…
Musafir….
di setiap singgah,
melukis kisah hidupnya dengan kanvas
bahagia-duka, senyum-airmata, ketulusan-dengki, cinta-luka, harapan-sesal…
tuagkan warna warna hidup dengan apa adanya
Musafir…
Tampak kuat dan tegar bagai angkuhnya karang
Selalu tersenyum tuk hangatkan setiap hati yang ia sentuh
Namun musafir adalah manusia biasa
Entah rasa apa yang tersimpan di hatinya
Andai rasa dan hatinya bisa bicara
Ia akan bercerita…………..
Betapa susah payahnya ia berdiri
Menata ulang hatinya yang telah luluh lantak akibat cerita cerita sedih yang lalu
Betapa beratnya ia membuka mata menatap cinta yang baru tapi samar…
Tak ada yang tahu, betapa hancur lebur perasaannya karena
Kasih yang tak ia harapkan dan kasih yang tak sampai…
Tapi musafir tetap tegar
Berbekal kasih sayang Tuhannya,
Do’a orang orang yang tulus mencintaianya, tanpa pamrih…
Ia nyalakan kembali semangatnya, bangun lagi impiannya, berdiri tegak, bidang dan menantang…
Betapapun hancur hatinya…..
Betapapun koyak perasaannya…
Ia tetaplah musafir…
Ia hanyalah musafir…..
Melanjutkan perjalanan…
Mengganti cinta lama dengan yang baru
Ia lucuti semua bahagia dan sakitnya dengan penuh harapan indah
Wlo ia tahu pasti…
Di tempat singgah berikutnya ia akan bahagia dan sakit lagi
Tapi ia semakin bijak, bersyukur dan mengerti tentang hidupnya dan mengapa ia terlahir…
Dan ia akan semakin dekat dengan titik TUJUANNYA….
Musafir….
Pasti akan berlabuh….
Pada tempat yang damai…
Hati yang terbuka menerimanya apa adanya dan cinta yang sejati….
KARENA IA YAKIN AKAN NIKMAT TUHANNYA

nasihat dari peterpen

Terus melangkah meninggalkan mu
belah hati perhatikan sikap mu
jalan pikiran mu buatku ragu
engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkah ku
biarlah semua berlalu
biar hujan menghapus jejak mu

bijak

Seven social sins
Politics without principle
Wealth without work
Pleasure without conscience
Knowlwdge without character
Commerce without morality
Science without humanity
Worship without sacrifice

Mahatma Gnadhi

hero ala SBY

There are two kinds of hero. Hero es who shine in the face of great adversity, who perform an amazing feat in a difficult situation. And heroes who live among us, who do their work without ceremony, unnoticed by many of us, but who make a difference in the lifes of others. Heroes a selfless people who perform extraordinary acts. The mark of heroes is not necessarily the result of their action, but what they are willing to do for others and for they chosen cause….The glory lies not in the achievement but in the sacrifice (disalin kemballi dari buku memimpin ala SBY, penulis : DR. Dino Patti Djalal).

Metroxylon sagu

Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) merupakan tanaman asli Indonesia yang diperkirakan berasal dari daerah Sentani Papua, dimana terdapat keragaman plasma nutfah yang paling tinggi. Daerah persebaran sagu meliputi wilayah tropika basah Asia dan Oceania. Sagu tumbuh terutama di daerah rawa, payau atau daerah yang sering tergenang air. Indonesia memiliki areal sagu yang cukup luas. Areal sagu terluas terdapat di Papua seluas 1,2 juta hektar dan Papua Nugini seluas 1,0 juta hektar yang merupakan 90% dari total areal sagu dunia (Flach 1997).
Sagu memiliki potensi sebagai sumber bahan pangan dan non pangan Hampir semua bagian tanaman, daun, batang dan pelepah dapat dimanfaatkan. Sagu sebagai bahan pangan dimanfaatkan sebagian besar dalam bentuk aci sagu yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti mie, roti dan sirup. Pemanfaatan sagu sebagai bahan non pangan yaitu bioetanol, plastic biodegradable, bahan perekat, briket, bahan bangunan dan lainnya. Kandungan sagu yang paling banyak dimanfaatkan adalah pati yang terdapat dalam batang. Sagu merupakan tananaman penghasil karbohidrat (pati) yang memiliki produktifitas tinggi. Kandungan karbohidrat sagu dapat mencapai 700 kg pati basah per batang atau 15 – 25 ton pati kering per hektar per tahun (Flach 1997). Kandungan karbohidrat sagu lebih tinggi daripada beras (Djoefrie 1999). Aci sagu mengandung amilosa 27% dan amilopektin 73% (Flach 1997).
Sagu merupakan tanaman palma tahunan yang umumnya diperbanyak secara vegetatif dengan tunas anakan yang tumbuh di sekitar batang utama (induk). Perbanyakan sagu dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji. Namun perbanyakan dengan biji jarang terjadi karena pada umumnya sagu dipanen sebelum masa reproduktif dan sebagian besar biji sagu tidak dapat berkecambah. Persediaan tunas anakan yang seragam merupakan hambatan utama dalam pembukaan perkebunan sagu (Jong 1995). Salah satu cara untuk memproduksi bahan tanam yang seragam dengan jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat adalah dengan teknik kultur jaringan atau kultur in vitro.

Selasa, 20 Januari 2009

Lari terus

Ternyata
tak ada seorangpun yang dapat menhentikan ku....
aku terus berlalri, lari dan lari....
tak ada seorangpun yang sanggup hentikan aku dan buatku berlabuh...

jujur...
aku ingin dihentikan,aku ingin berlabuh

sudah kucoba
namun sia sia
mungkin belum waktunya
kini
aku harus kembali berlari jauh dan jauh...
walau rasa ini mulai lelah
namun semangat tak akan pernah lemah

Sabtu, 17 Januari 2009

Hobby

Lewat blog ini aku ingin menyalurkan hobi ku yang menghasilkan dan membuatku bisa berdiri seperti saat ini yaitu nulis dan nGoMonG